Sabtu, 28 Februari 2015

Cara ternak ayam kampung

CARA TERNAK AYAM KAMPUNG — Ayam kampung sesungguhnya memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Namun hal itu belum bisa menjadi sumber ekonomi yang diandalkan untuk saat itu. Problem tersebut lebih disebabkan karena manajemen bisnis ternak ayam kampung yang belum efektif dan efisien. Menurut Prof Edjeng Suprijatna, Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, ketidak efektifan ternak ayam kampung selama ini adalah pada sistem pemeliharaan yang dibuat secara umbaran. Pada model pemeliharaan ayam semacam ini, menurutnya penyakit sulit dikontrol dan efisiensi pakan juga sangat rendah, sehingga tidak menguntungkan.

Menurut Prof Edjeng Suprijatna, cara agar ternak ayam kampung lebih menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahkan berpotensi ekspor adalah dengan ternak ayam kampung yang dikandangkan. Ini penting untuk memudahkan pengontrolan terhadap penyakit dan kesehatannya lebih terjaga. Seperti diketahui selama ini penyakit “tahunan” kerap menyerang ternak ayam kampung umbaran secara sporadis.
Keuntungan dari sistem ternak ayam kampung yang dikandangkan adalah tingkat kematian ayam kampung yang bisa ditekan secara significant. Selain masalah kesehatan, beberapa sifat buruk ayam kampung juga bisa dikurangi dengan model seperti ini. Misalnya saja sifat mengeram, dengan rekayasa genetik sifat mengeram ini bisa dikurangi.
Sifat lain adalah sifat kanibal atau sifat agresif menyerang ayam lain. Sifat agresif bisa dikurangidengan cara seleksi dan menggunaan kandang litter. Selain itu sifat agresif bisa dikurangi dengan penggunaan ransum dengan serat kasar tinggi, mengurangi kepadatan populasi dalam kandang dan membuat kandang tidak terlalu terang. Menurutnya agar kandang tidak terlalu terang pada siang hari kandang bisa diberi tirai.

Solusi Agar Ternak Ayam Kampung Menguntungkan

Usaha ternak ayam kampung selama ini masih menggunakan teknologi budidaya yang tradisional dan belum sesuai yang diharapkan dan memiliki produktivitas rendah. Karena itu Prof Ejeng menyarankan agar pengembangan peternakan ayam lokal harus merupakan usaha agribisnis. Perubahan-perubahan yang perlu dilakukan adalah peternak harus memilih usaha antara telur dan daging secara terpisah.
Pemeliharaan ayam lokal sebagai penghasil daging / telur secara intensif melalui perbaikan manajemen pemeliharaan (ransum, vaksinasi, perkandangan), peningkatan skala usaha dan permodalan dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi peternak yang lebih besar.
Spesialisasi ini terutama dapat dilakukan di daerah sekitar kota besar, seperti saat ini sudah mulai berkembang. Tetapi untuk daerah pelosok pedesaan sistem pemeliharaan masih merupakan gabungan untuk menghasilkan telur tetas atau telur konsumsi dan ayam potongan.
Jika pola manajemen ternak ayam kampung telah dilakukan dengan baik maka tidak mustahil usaha ternak ayam kampung akan menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat. Tidak hanya itu produk ayam kampung menjadi komoditas yang bisa diekspor. Namun semuanya perlu perbaikan usaha ternak dari mulai pembibitan, pemeliharaan hingga pasca produksinya. Semoga sukses peternak Indonesia.(#livestockreview)

Cara membuat kandang ayam indukan

Pada kesempatan ini saya akan membahas Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman berdasarkan pengamatan prilaku dari dua indukan ayam yang saya pelihara. Jika kita memelihara ayam indukan untuk tujuan memproduksi anakan ayam secara alami, maka fasilitas Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman harus benar-benar diperhitungkan dari sisi, situasi lingkungannya, modelnya, sarangnya, bahannya, perawatannya dan kemanannya.
Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman
Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman

Situasi Lingkungan Kandang Indukan

Penempatan Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman tidak boleh asal, boleh asal jika terpaksa namun keamanannya harus terjamin. Pengalaman saya mencoba meletakan Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman di depan garasi rumah dimana banyak lalulintas kendaraan dan orang kemudian ayam-ayam lain.
A d v e r t i s e m e n t s 

Walhasil, dari 9 telur yang dierami pecah 3 butir dikarenakan ketika indukan/babon ayam pergi sementara untuk makan atau minum ayam lain tertarik dengan sarangnya yang dikira mungkin ada makanannya kebudian diceker-ceker menyebabkan telur-telur tersebut berantakan dan pecah.
Sisa 6 telur yang dierami hanya menetas 4 butir saja, hal itu disebabkan oleh keyamanan yang terganggu karena seringnya orang melintas. Intinya seharusnya Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman letaknya ditempat yang nyaman dan aman dari gangguan apapun.

Model Kandang Ayam Indukan

Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman banyak sekali modelnya, kalau dikampung ayam indukan bisa bersarang dimana saja, karena jika Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman yang disediakan oleh kita kurang nyaman maka dia akan mencari tempat yang nyaman walaupun dikebun sekalipun (seperti ayam liar).
Namun, jika Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman yang kita siapkan disukainya maka pada saat musim bertelur selanjutnya dia (ayam idukan) akan kembali walaupun sarangnya tidak kita ganti.
Saya membuat Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman yang sangat efektif dan minimalis, ini terbukti sudah 3 kali ayam tersebut kembali mengunakan Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman yang saya buat dan daya tetas cukup masimal mendekati 100 %.

Sarang Ayam Indukan Mengeram

Untuk memaksimalkan daya tetas iduk yang mengeram secara alami, sarang yang kita siapkan harus benar-benar nyaman dan aman. Nyaman dalam artian bahan sarang yang saya siapkan adalah dari rumput ilalang yang saya ambil dan keringkan kemudian  agak diremah supaya lembut dan nyaman.
Selain nyaman juga harus aman, ini dalam artian model sarang kita bentuk bulat dan tebal dengan cekungan yang pas sehingga telur yang dierami benar-benar berada di tengah sarang.

Bahan Kandang Ayam Indukan

Untuk bahan kandang ayam indukan saya menggunakan papan bekas dari kayu mahoni dan papan kayu kelapa. Kemudian atapnya saya gunakan genting, karena Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman saya buat dua tingkat maka untuk penahan masing-masing tingkatnya saya gunakan kayu kasau ukuran 5 cm x 5 cm.

Perawatan Kandang Indukan

Untuk perawatan model Kandang Ayam Indukan untuk Proses Pengeraman yang saya buat cukup mudah, saat ayam indukan dalam proses pengeraman secara berkala kita bisa menyemprotkan racun serangga pada bagian bawah saja agar semut dan serangga lainya tidak naik kesarang dan mengganggu.
Pasca telur menetas dan jika sarang sudah rusak maka langsung kita bersihkan dan semprot dengan rancun serangga. Namun jika sarang masih bagus, cukup kita bersihkan sisa cangkang telur penetasan dan sarangnya yang kita semprot dengan racun serangga karena sarang tersebut masih akan kita gunakan untuk proses pengeraman selanjutnya.

Keamanan Kadang Indukan

Saat proses bertelur dan mengerami situasi kandang harus benar-benar nyaman dan aman. Model kandang yang saya buat sudah saya fasilitasi dengan sistem kemanan dan kenyamanan yang sederhana saja. Apakah aman dari maling? jawabanya adalah pada keputusan saat kita mengamati situsai lingkungan dimana kita akan meletakan kadang ayamnya.
Keamanan disini yang saya maksud adalah dari gangguan sesama ayam indukan yang sama-sama ingin bertelur disarang yang sama. Setiap tingkat saya sudah siapkan pintu penyekat terbuat dari bambu dan memasangnya tinggal diikatkan saja.
Hal ini saya lakukan jika terjadi kasus, tingkat kedua seekor idukan dalam proses bertelur dan belum selesai, namun ada ayam lain yang juga ingin bertelur pada sarang di tinggakat dua. Penyelesainya adalah sebaiknya ayam pengganggu yang ingin mulai bertelur diletakan di sarang tingkat satu kemudian pintu penyekatnya ditutup sampai idukan itu bertelur, jika dia sudah bertelur minimal 1 maka esok hari idukan tersebut akan kembali kesarang itu.
Kenyamanan saat ayam mengeram juga harus terjamin, saya sudah sediakan penutup kandang dengan menggunakan karung plastik bekas supaya jika terpaksa kita melewati kandangnya dia tidak merasa terganggu, ini adalah langkah sederhana namun sangat bermanfaat.

Cara membuat makanan ayam alternatif

Pakan ayam kampung alternatif
CARA MEMBUAT MAKANAN AYAM ALTERNATIF
Untuk budidaya ayam non ras dengan tradisional sebaiknya dipertimbangkan dari segi cost, cost pakan yaitu cost produksi terbesar dalam budidaya ternak, karenanya diinginkan seluruh peternak dapat melacak pakan-pakan alternatif untuk produksi ternak mereka.Baik ayam ras, sapi potong, sapi perah serta yang lain yang dipelihara dengan tradisional. Pada kesempatan kali ini kita dapat berbagi sesuatu pakan alternatif yang dapat menambah produksi telur pada peternakan budidaya ayam kampung. 

Pakan ini kita catatkan menurut pengalaman serta belum ada uji ilmiah yang dikerjakan oleh kelompok umur akademisi peternakan, tetapi dari hasil pengamatan saya menyimpulkan bahwa pakan yang dipakai oleh peternak ini dapat menghimpit cost pakan sekalian menambah hasil produksi terutama telur ayam kampung. 
tals sebagai pakan ayam kampung 

Pakan alternatif yang dipakai oleh peternak yang saya amati ini terdiri berbahan pakan berikut :
  1. Talas ( umbi serta daun ) di sini menurut si peternak yang membudidayakan ayam kampung tersebut bisa dipakai umbinya saja, atau tangkai serta daunya saja atau digabungkan keduanya. yang kerap dipakai yaitu tangkai serta daun talas.
  2. Beras dolog ( catu ), supaya cost lebih murah apabila di tempat anda tidak ada beras dolog ini beli saja beras yang sangat murah atau beras aking juga bisa.
  3. Dedak, di sini untuk budidaya ayam kampung ini tidak problem dedak kualitas tengah yang dipakai. dedak kualitas tengah yaitu dedak yang tidak terlampau halus.
  4. Tepung tulang atau tepung cangkang kerang ( keong ) ini tidak harus, diberi bila ada saja.

Langkah memproses beberapa bahan pakan ayam kampung di atas yaitu seperti berikut : 
Cincang talas atau batang serta daunt alas kecil-kecil lebih kurang ½ cm, tanak seluruh bahan semestinya menanak nasi. ukuran perbandingan bahan di atas yaitu ; untuk 2 kg pakan pakai 1 kg umbi talas atau daun talas, ½ kg beras serta ½ kg dedak. tepung tulang cuma diperlukan satu sendok makan. aduk rata seluruh bahan tersebut serta ditanak. 

Hasil yang diperoleh gunakan pakan ayam alternatif ini nyatanya amat bagus, perkembangan ayam amat baik serta jumlah telur yang dihasilkan juga selayak peternak yang berikan pakan yang diproduksi pabrik. Oleh dikarenakan itu saya berani menyebutkan bahwa ini yaitu di antara pakan ternak ayam kampung yang amat baik diterapkan dikarenakan dapat menghimpit cost produksi sampai 50 persen dari pada menggunakan pakan yang dibeli dari hasil pabrik ( pelet ). 

Kekurangan saat menggunakn pakan budidaya ayam kampung layaknya ini yaitu sulitnya mengadaptasikan ayam dengan pakan ini. Awal-awal mengguankan pakan ini umumnya ayam kampung belum akan mengonsumsi pakan ini layaknya mengonsumsi pelet. Tetapi ini cuma berlangsung sekian hari saja. Untuk lakukan penyesuaian paksa ayam kampung tersebut untuk mengonsumsi pakan ini dengan tidak berikan pakan tak hanya pakan yang kita bikin ini. tak perlu takut ayam dapat mati kelaparan, saat mereka lapar maka pakan ini dapat mereka makan dengan lahap. 

Jenis ayam

1. Ayam Kedu
Ayam kedu merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Magelang dan Temanggung atau eks. Kersidenan Kedu (Jawa Tengah). Berdasarkan penampilan warnanya, ayam kedu dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut .

a. Ayam Kedu Hitam

Ayam kedu hitam mempunyai penampilan fisik hampir hitam semua, tetapi kalau diamati secara teliti warnanya tidak terlalu hitam . Penampilan kulit pantat dan jengger masih mengandung warna kemerah-merahan . Bobot ayam kedu hitam jantan dewasa antara 2 kg–2,5 kg, sedangkan yang betinanya hanya 1,5 kg . Ayam ini sering disamakan dengan ayam cemani karena tampak serba hitam .

b. Ayam Kedu Cemani

Ayam kedu cemani memiliki penampilan sosok tubuh hitam mulus, termasuk paruh, kuku, telapak kaki, lidah, telak (langit-langit mulut), bahkan daging dan tulangnya juga hitam . Sosok tubuh ayam kedu jantan dewasa tinggi besar dan bobotnya antara 3 kg-3,5 kg, sedangkan yang betina dewasa berbobot antara 2 kg-2,5 kg .

c. Ayam Kedu Putih

Ayam kedu putih ditandai dengan warna bulu putih mulus, jengger dan kulit mukanya berwarna merah, sedangkan kakinya berwarna putih atau kekuning-kuningan [6]. Jenggernya tegak berbentuk wilah . Bobot ayam jantan kedu putih dewasa mencapai 2,5 kg . Sedangkan bobot ayam kedu putih betina 1,2 kg–1,5 kg .

d. Ayam Kedu Merah

Ayam kedu merah ditandai dengan warna bulu hitam mulus, tetapi kulit muka dan jengger berwarna merah, sedangkan kulit badannya berwarna putih . Sosok tubuh ayam kedu merah tinggi besar dengan bobot ayam jantan dewasa 3 kg-3,5 kg, Sedangkan bobot ayam betina 2 kg-2,5 kg .


2. Ayam Nunukan

Ayam nunukan disebut juga ayam Tawao. Ayam ini merupakan ayam lokal yang berkembang di Pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Ayam nunukan diperkirakan berasal dari Cina . Karakteristik ayam nunukan adalah warna bulunya merah cerah atau merah kekuning-kuningan, bulu sayap dan ekor tidak berkembang sempurna . Sementara paruh dan kakinya berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan dengan jengger dan pial berwarna merah cerah. Jenggernya berbentuk wilah dan bergerigi delapan .

Stadium anak ayam sampai umur 45 hari cenderung berbulu kapas . Berat badan ayam nunukan jantan dewasa 3,4 kg–4,2 kg, sedangkan yang betina 1,6 kg–1,9 kg .

3. Ayam Pelung


Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi (Jawa Barat). Ayam pelung memiliki sosok tubuh besar dan tegap, temboloknya tampak menonjol . Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal . Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah . Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi jengger terseebut tidak berkembang dengan baik [6]. Ayam pelung jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina 2,5 Kg – 3,5 Kg .

4. ayam sumatera

Ayam Sumatra merupakan ayam lokal dari Sumatera Barat . Penampilan perawakannya tegap, gagah ,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar . Pipinya penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam . Ayam Sumatra memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah . Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang . Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2 Kg, sedangkan yang betina 1,5 Kg .


5. Ayam Belenggek

Ayam belenggek berasal dari Sumatera Barat, tepatnya dipedalaman Kabupaten Solok . Ayam ini pandai berkokok dengan suara yang merdu dan iramanya bersusun-susun, panjang sampai terdiri atas 6-12 suku kata. Semakin panjang suku katanya, semakin panjang kokoknya .

6. Ayam Gaok

Ayam gaok bersal dari madura dan Pulau Puteran, Kabupaten Sumenep . Keistimewaan ayam gaok yaitu kokoknya memiliki suara panjang yang hampir sama dengan ayam pelung yang terdapat di Cianjur (Jawa Barat). Ayam Gaok jantan dewasa memiliki bobot badan mencapai 4 Kg, sedangkan yang betina 2 - 2,5 Kg. Ayam Gaok jantan memiliki tampilan tubuh besar, tegap dan gagah . Jenggernya besar berbentuk wilah dan berwarna merah, dengan pial yang besar dan warnanya merah. Kakinya berwarna kuning . Bulunya didominasi oleh warna kuning kehijau-hijauan (wido), namun ada juga yang berwarna lain, seperti merah dan hitam .

Pengertian ternak ayam

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil berupa jasa, tenaga, dan keuntungan finansial dari kegiatan tersebut.
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayamkelinci dll.
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjingkambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol). Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan tentang peternakan, diajarkan di banyak universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia. Para siswa belajar disiplin ilmu seperti ilmu gizigenetika dan budi-daya, atau ilmu reproduksi. Lulusan dari perguruan tinggi ini kemudian aktif sebagai dokter hewan, farmasi ternak, pengadaan ternak dan industri makanan.
Dengan segala keterbatasan peternak, perlu dikembangkan sebuah sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan sehingga peternakan industri dan peternakan rakyat dapat mewujudkan ketahanan pangan dan mengantasi kemiskinan.
Adapun jenis-jenis ternak diantaranya sapi, kerbau, sapi perah, domba, kambing, babi, kelinci, ayam, itikmentokpuyuhulat sutera,belutkatak hijau, dan ternak lebah madu. Masing-masing hewan ternak tersebut dapat diambil manfaat dan hasilnya. Hewan-hewan ternak ini dapat dijadikan pilihan untuk diternakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.